a. Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Elastisitas
Permintaan
Elastisitas permintaan merupakan sebuah ukuran
seberapa besar derajat kepekaan permintaan terhadap perubahan harga. Berikut
merupakan faktor – faktor yang mempengaruhi besarnya elastisitas permintaan:
1) Ketersediaan Barang Substitusi
Ketersediaan barang subtitusi akan
memengaruhi elastisitas permintaan. Semakin sulit mencari substitusi suatu
barang, permintaan akan semakin inelastis. Contohnya, beras bagi masyarakat
Indonesia sulit dicari substitusinya. Karena itu, permintaan beras bersifat
inelastis.
2) Proporsi Kenaikan Harga terhadap Pendapatan
Konsumen
Jika proporsi kenaikan harga besar,
permintaan akan cenderung lebih elastis. Contohnya, garam dan lemari es. Ketika
harga garam naik 50%, dan diuangkan misalnya hanya mencapai Rp1000,00. Angka
tersebut merupakan bagian yang sangat kecil jika dibandingkan dengan pendapatan
sebagian besar keluarga sehingga tidak memengaruhi konsumsi terhadap garam. Lain halnya ketika harga
lemari es naik 10% dan jika diuangkan misalnya mencapai Rp300.000,00. Hal ini
tentunya dapat menyebabkan beberapa keluarga menunda pembelian lemari es sampai
bulan depan.
3) Jumlah Barang
Semakin banyak jumlah pemakai suatu
barang, permintaan akan barang tersebut akan semakin inelastis. Contohnya,
hampir semua masyarakat di Indonesia mengonsumsi beras sebagai makanan pokok
sehingga permintaan terhadap beras bersifat inelastis. Dengan demikian, semakin
pokok suatu barang, akan semakin inelastis permintaannya. Namun yang harus
diingat, pokok tidaknya suatu barang itu relatif. Artinya, bisa saja suatu
barang bagi sebagian masyarakat menjadi barang pokok dan bagi sebagian yang
lainnya termasuk barang mewah. Hal ini jelas menunjukkan bahwa elastisitas
harga dipengaruhi oleh pokok tidaknya suatu barang.
4) Jangka Waktu
Jangka waktu permintaan atas suatu barang
juga akan berpengaruh terhadap elastisitas harga. Namun hal ini bergantung
kepada apakah barangnya durabel (tahan lama) atau nondurabel
(tidak tahan lama).
Untuk barang-barang
yang habis pakai dalam waktu kurang dari satu tahun (non-durable goods),
elastisitas harga akan lebih besar dalam jangka panjang dibanding dalam jangka
pendek. Hal ini disebabkan oleh dua faktor. Pertama, konsumen membutuhkan waktu
untuk mengubah kebiasaan meraka. Misalnya harga tempe naik. Konsumen yang
terbiasa makan dengan tempe akan sulit mengubah kebiasaan tersebut dalam jangka
pendek. Akibatnya, permintaan tempe dalam jangka pendek akan mengalami
penurunan yang lebih kecil dibanding dalam jangka panjang. Kedua, kadang-kadang
permintaan terhadap suatu barang berkaitan dengan barang lain yang perubahannya
akan terlihat dalam jangka panjang. Contohnya harga BBM naik. Biasanya konsumen
akan mengurangi jumlah (jam) pemakaian kendaraannya sehingga dalam jangka
pendek elastisitas permintaannya akan besar. Hal ini, tentunya disebabkan
konsumen tidak dapat mengubah stok kendaraannya atau segera mengubah
kendaraannya dengan kendaraan hemat BBM. Namun dalam jangka panjang, dua atau
tiga tahun kemudian dengan kendaraan yang hemat BBM, penurunan penggunaan BBM
akan lebih besar sehingga elastisitas permintaan jangka panjang akan lebih
besar dibanding dengan jangka pendek.
b. Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Elastisitas
Penawaran
Berikut ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya elastisitas penawaran, yaitu sebagai berikut.
1) Jenis Produk
Kurva penawaran produk pertanian umumnya
inelastis. Oleh karena produsen tidak mampu memberikan respons positif yang
cepat terhadap perubahan harga. Contohnya ketika harga beras naik 15%, petani
tidak dapat langsung panen tetapi harus menanam dahulu padi dan baru dapat
dipanen 5 sampai 6 bulan yang akan datang. Sementara kurva penawaran produk
industri umumnya elastis karena mampu merespons dengan cepat terhadap perubahan
harga. Contohnya, ketika harga tekstil naik, pengusaha tekstil akan
memperpanjang jam kerja/lembur pegawainya untuk menambah produksi.
2) Sifat Perubahan Biaya Produksi
Penawaran akan bersifat inelastis jika
kenaikan penawaran hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya tinggi.
Sebaliknya penawaran yang dapat ditambah dengan pengeluaran biaya tambahan yang
tidak terlalu besar, penawaran akan bersifat elastis.
3) Jangka Waktu
Hampir semua barang memiliki elastisitas
penawaran yang lebih besar dalam jangka
panjang, dibanding dengan dalam jangka pendek. Hal ini disebabkan perusahaan
dalam jangka panjang dapat mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam jangka
pendek. Contohnya, perusahaan tekstil dalam jangka waktu kurang satu tahun
tidak dapat membangun pabrik baru, tetapi dalam jangka waktu dua atau tiga
tahun yang akan datang perusahaan tersebut mungkin dapat membangunnya. Dengan
demikian, kurva penawaran tekstil dalam jangka panjang lebih elastis dibanding
dalam jangka pendek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar