4 Agustus 2011

Makna Wanita Sebagai Seorang Istri


Diantara sekian banyak hikmah dan tujuan yang terkandung dalam sebuah perkawinan, salah satunya adalah memperoleh anak atau keturunan Anaklah yang akan merubah status seorang wanita menjadi seorang ibu, yakni ibu rumah tangga dan ibu dari anak-anak suaminya. Seorang wanita akan dianggap sempurna apabila ia telah menikah, dapat melahirkan anak-anaknya dan menjadi ibu bagi mereka. Untuk itu jadi seorang ibu itu tidaklah mudah, karena seorang wanita di tuntut dapat melayani anak-anak dan suaminya. 

Sebab ketika seorang wanita yang sebelumnya berstatus gadis atau janda maka dengan mempunyai suami dengan sendirinya statusnya telah berubah menjadi seorang istri yang seharusnya bisa tampil sebagai istri shalihah. Dengan demikian ia telah terikat oleh aturan hukum pernikahan .Ia tidak bisa bertindak semaunya tanpa seizin dan ridha suaminya. Begitu pula dengan tingkah lakunya tidak sebebas semasa ia masih melajang.

Untuk mencapai keharmonisan yang sempurna, wanita ketika statusnya berubah menjadi seorang istri, ia harus berubah menjadi wanita yang taat dan tunduk pada suaminya, melayani suamianya pada saat berhubungan, pengatur ekonomi keluarga, penata rumah tangga suami, penjaga kehormatan suami, pendamping tegaknya keimanan suami, pendidik anak, penyejuk pergaulan keluarga dan juga menjadi lawan dialog suami, sebatas bukan perintah kemaksiatan. Kata "tunduk"nya seorang istri dalam rumah tangga bukanlah sebagaimana tunduknya seorang budak pada tuannya.

Suami istri bisa membuat pergaulan dalam rumah tangganya dengan luwes tanpa mengabaikan hakikat ketaatan pada suami. Sedangkan tunduknya seorang budak pada tuannya adalah ketundukan yang penuh dengan keterpaksaan, disebabkan status budak yang melekat. Jadi pergaulan antara budak dengan tuan adalah pergaulan yang kaku dan monoton. Tidak sama halnya dengan suami istri dalam rumah tangga. Ketaatan istri dalam rumah tangga adalah ketaatan yang penuh dengan kesadaran, cinta kasih dan sayang. Didalam ketaatan ada kesadaran bahwa itulah memang kewajiban istri, serta ketakutan ada dosa jika tidak melakukannya. Apalagi seorang istri telah menyadari sepenuhnya bahwa ada hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra akan begitu besarnya hak suami untuk mendapat penghormatan dari istrinya :
Andaikan saya dapat menyuruh seseorang bersujud ke pada orang lain,niscaya saya akan menyuruh istri ber sujud kepada suaminya.

Inilah kewajiban yang paling inti dari para istri, yakni merawat, memelihara, mengasuh, dan menjadi guru yang patut diteladani oleh anak-anaknya. Sebuah tugas yang sungguh berat, meskipun luhur dan mulia sekaligus menyenangkan. Istrilah yang bertanggung jawab dalam rumah terhadap anak-anak nya ketika suaminya keluar mencarikan nafkah buat mereka. Suatu harmoni yang membahagiakan. Oleh sebab itulah terkadang anak cenderung lebih dekat kepada ibunya. Karena kedekatan itulah bisa dikatakan ibulah yang merupakan kunci kesuksesan bagi sang anak. Baik dalam hal aqidah maupun akhlaknya. Demikian juga didalam pendidikan formalnya. Ibulah biasanya yang menjadi pendorong utama keberhasilan pendidikannya. Sehingga bisa dikatakan bahwa biaya adalah nomor selanjutnya. Yang pertama adalah doa restu dan dorongan dari orang tua, terutama ibu kandungnya.

Selain itu,ada pula yang perlu dicamkan oleh para wanita ketika berperan sebagai istri, berkaitan dengan tugas dan kewajibannya memenuhi hak-hak suami dalam rumah tangga.

Betapa bangga seorang suami jika memiliki istri yang bisa memuliakannya, karena paham betul dengan kewajiban-kewajiban rumah tangga yang mesti dijalankan. Karena ketika wanita berumah tangga ia mengemban dua amanat Allah, pertama ia harus mengabdi kepada suami sebagai istri dan ke dua ia harus menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya.

Kedua peran tersebut harus ia lakukan bersamaan da lam kehidupan rumah tangganya.Oleh sebab itu, tak mungkin ia menjadi ibu yang baik bila sebagai istri ia tidak baik pula kepada suami. Maka wanita yang berhasil adalah wanita yang sukses pula sebagai istri. Karena, keharmonisan sebagai suami istri sangat berpengaruh sekali bagi perkembangan mental anak. Istri yang shalihah akan dapat memenuhi segala kewajiban kepada suami dan suami yang baik juga akan memenuhi kewajibannya kepada istri. Kemudian kedua-duanya sama-sama bertanggung jawab terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak-anak mereka. Sama-sama berjuang mewujudkan rumah tangga sakinah dan melahirkan generasi yang tang guh,yang shaleh dan shalihah

Semua status baru yang mesti disandang oleh setiap istri muslimah itu seharusnya disadari betul-betul dan kemudian dilaksanakan sebaik mungkin dengan penuh tanggung jawab. Karena semua itu akan dipertanggung jawabkan kepada suaminya, kepada anak-anaknya, kepada masyarakat sekitar dan yang paling esensial adalah dipertanggung jawabkan di hadapan Allah swt.

Dikutip dari Blog katir.co.cc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...