6 Oktober 2010

Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang

Persediaan (stok) merupakan barang dagang yang siap dijual pada hari terakhir dalam suatu periode
akuntansi. Pada awal periode berikutnya persediaan ini akan menjadi persediaan awal. Persediaan
akhir dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Perhitungan persediaan barang dagang dan harga
pokok barang akan dihitung dengan menggunakan metode pokok perhitungan barang dagang. Metode
ini berkaitan dengan anggapan (asumsi) yang dipergunakan untuk menentukan arus biaya dan secara
konkret mengenai urutan pengeluaran barang dari gudang. Metode pokok yang biasa digunakan  sebagai
berikut.
a. Metode First In First Out (FIFO)
Metode ini mengansumsikan bahwa barang-barang yang lebih dahulu masuk ke dalam gudang,
akan dikeluarkan lebih dahulu dari gudang. Penentuan harga pokok barang yang dijual adalah
harga barang yang pertama kali dibeli.
b. Metode Last In First Out (LIFO)
Metode ini mengansumsikan bahwa barang yang terakhir masuk ke dalam gudang akan dikeluarkan
lebih dahulu dari gudang. Penentuan harga pokok barang adalah barang yang terakhir dibeli.
c.    Metode Average
Metode ini mengansumsikan bahwa penentuan harga pokok barang adalah rata-rata pembelian
barang yang berbeda-beda waktunya.
Asumsi-asumsi itu hanya dipergunakan untuk tujuan menghitung harga pokok dan tidak ada
kaitannya dengan urutan pengeluaran sebenarnya. Sistem perhitungan persediaan barang dagang
dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Sistem Persediaan Periodik
Dalam sistem persediaan periodik, perusahaan menghitung harga pokok penjualan pada akhir
masa pembukuan. Selama masa pembukuan dilakukan pencatatan tentang pembelian atau
penerimaan, yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan nilai persediaan. Secara
umum, metode ini digunakan pada perusahaan yang menjual barang dagang dengan harga relatif
murah, namun tingkat penjualannya tinggi.
Dengan metode ini, persediaan ditentukan berdasarkan perhitungan fisik secara periodik.
Oleh karena itu, sistem ini disebut juga sistem persediaan fisik. Di dalam sistem ini pembelian
akan ditambahkan pada nilai persediaan awal, persediaan akhir dihitung dan ditentukan nilainya,
kemudian perbedaan antara persediaan awal ditambah pembelian dengan nilai persediaan akhir
dicatat sebagai harga pokok penjualan.




Diketahui transaksi dari PT Utama sebagai berikut.
1 Jan        Persediaan :         200 unit @ Rp5.000,00 = Rp1.000.000,00
11 Apr         Pembelian :             300 unit @ Rp6.000,00 = Rp1.800.000,00
22 Agts       Pembelian :             400 unit @ Rp7.000,00 = Rp2.800.000,00
19 Nov        Pembelian :             100 unit @ Rp8.000,00 = Rp 800.000,00
Jumlah                                     1.000 unit                         Rp6.400.000,00


1) Metode First In First Out (FIFO)
Perhitungan fisik atas persediaan pada akhir periode yaitu 31 Desember menunjukkan
bahwa 400 unit belum terjual. Perhitungan harga pokok penjualan dari 600 unit yang telah terjual dapat disajikan sebagai berikut.............................


Jumlah persediaan dihitung dengan mengurangi barang yang tersedia untuk dijual dengan
harga pokok penjualan, yaitu Rp6.400.000,00 – Rp3.500.000,00 = Rp2.900.000,00 jumlah
sebesar ini terdiri atas harga pokok penjualan paling akhir untuk barang dagang yang dimaksud.

2) Metode Last In First Out (LIFO)
Pada perhitungan metode ini, diasumsikan barang dagang yang dikeluarkan berasal dari
pembelian terakhir. Oleh karena itu, persediaan yang terdapat digudang haruslah dianggap
berasal dari barang-barang yang lebih dahulu masuk ke dalam gudang. Berikut contoh
perhitungannya......................

Jumlah persediaan dihitung dengan mengurangi barang yang tersedia untuk dijual dengan
harga pokok penjualan, yaitu Rp6.400.000,00 – Rp4.200.000,00 =Rp2.200.000,00. Jumlah
sebesar ini terdiri atas harga pokok penjualan paling awal untuk barang ini.
Perlu diperhatikan bahwa angka-angka LIFO yang dihitung menurut sistem periodik belum
tentu sama dengan angka-angka yang dihitung menurut sistem perpetual. Perbedaan tersebut disebabkan oleh komposisi persediaan akhir yang di dalam sistem perpetual ditentukan berdasarkan perhitungan transaksi per transaksi.

3) Metode Average
Dengan menggunakan metode average pada sistem periodik, maka harga rata-rata itu akan dihitung untuk semua pembelian selama masa pembukuan ditambah dengan persediaan awal. Harga pokok rata-rata tersebut dipergunakan untuk menghitung nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan. Perhitungan harga pokok penjualannya sebagai berikut................

Dengan mengurangi barang yang tersedia untuk dijual dengan harga pokok penjualan diperoleh harga pokok persediaan, yaitu Rp6.400.000,00 –  Rp3.840.000,00 = Rp2.560.000,00.


b. Sistem Persediaan Perpetual
Pada metode ini persediaan dihitung dan ditentukan setiap terjadi transaksi penerimaan atau
pengeluaran barang. Akuntansi sistem ini merupakan ciri akuntansi biaya yang baik, karena dengan
menggunakan cara tersebut nilai persediaan dapat diketahui dan ditentukan setiap saat dan harga
pokok penjualan dapat ditentukan pada saat penjualan.
Contoh kasus lebih jelas dalam KBM di kelas! Oke........?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...