Karakteristik yang
umumnya banyak ditemukan di negara sedang berkembang dan hal ini menjadi
masalah yang dihadapi negara berkembang, yaitu sebagai berikut.
a. Rendahnya Tingkat
Kehidupan
Rendahnya tingkat
kehidupan terutama dilihat dari kemampuan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti
makanan, pakaian, kesehatan, dan pendidikan. Laporan UNDP 1999 menunjukkan
lebih dari satu miliar penduduk Negara Sedang Berkembang (NSB) hidup dalam
kondisi miskin, kekurangan gizi, dan kondisi kesehatannya yang buruk. Selain
itu tingkat pendidikan umumnya masih sangat rendah, bahkan masih banyak yang buta
aksara.
b. Rendahnya Tingkat
Produktivitas
Rendahnya tingkat
produktivitas dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita yang
rendah. Hal ini berkaitan dengan rendahnya tingkat kehidupan dan terbatasnya
kesempatan kerja yang tersedia, terutama bagi mereka yang berpendidikan rendah.
c. Tingginya
Pertambahan Penduduk
Tingkat pertambahan
penduduk di negara sedang berkembang adalah dua sampai empat kali lipat
pertambahan penduduk negara-negara maju. Tingginya tingkat pertambahan penduduk
tersebut telah menimbulkan masalah besar, terutama berkaitan dengan penyediaan
kebutuhan pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan, dan kesempatan kerja.
d. Tingginya Rasio
Tingkat Ketergantungan
Rasio tingkat
ketergantungan adalah ukuran yang menunjukkan berapa besar beban penduduk usia
produktif (usia 15-64 tahun) harus menanggung penduduk usia non produktif (usia
0-14 tahun usia 65 tahun ke atas).
e. Tingginya Tingkat
Pengangguran
Tingkat pengangguran di
negara sedang berkembang umumnya sangat tinggi. Penyebab tinginya tingkat
pengangguran, yaitu laju pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi dibanding laju
pertumbuhan kesempatan kerja. Rendahnya pertumbuhan kesempatan kerja berhubungan
erat dengan rendahnya tingkat penanaman modal, khususnya di sektor modern (industry
dan jasa modern).
f. Kebergantungan
pada Sektor Pertanian/Primer
Negara sedang berkembang
pada umumnya sangat bergantung pada hasil sektor pertanian atau sektor primer.
Perekonomian yang seperti ini disebut perekonomian mono-kultur.
g. Pasar dan
Informasi Tidak Sempurna
Mekanisme pasar di
negara sedang berkembang umumnya belum berkembang baik. Struktur pasar barang
dan jasa umumnya bersifat non-kompetisi sempurna, dapat berupa monopoli dan
oligopoli di pasar output, serta monopsoni dan oligopsoni di pasar
faktor produksi. Informasi hanya dikuasai oleh sekelompok kecil pengusaha yang
memiliki hubungan baik dengan penguasa. Keadaan ini cenderung menyebabkan
konsumen dirugikan.
h. Ketergantungan
dan Kerentanan terhadap Kondisi Eksternal
Ketergantungan pada
kondisi eksternal merupakan karakteristik perekonomian negara sedang berkembang
yang dipengaruhi kondisi perekonomian lainnya, khususnya perekonomian
negara-negara maju. Industrialisasi dapat menyebabkan perekonomian semakin
bergantung pada kondisi eksternal, terutama jika industri yang dibangun, bahan
baku dan barang modalnya sangat mengandalkan impor. Berdasarkan karakteristik
negara sedang berkembang dapat disimpulkan bahwa masalah mendasar yang dihadapi
adalah kelemahan di sisi permintaan agregat dan penawaran agregat.
a. Permintaan
Agregat
Jumlah penduduk yang
besar tidak diimbangi dengan permintaan efektif yang besar. Hal ini disebabkan
rendahnya daya beli masyarakat. Rendahnya derajat kehidupan seringkali membuat
rakyat tidak mampu membeli kebutuhan pokok, baik yang bersifat konsumtif maupun
investasi sumber daya manusia. Misalnya, makanan yang bergizi, di satu sisi merupakan
komoditas konsumtif, tetapi di sisi lain merupakan investasi untuk meningkatkan
kesehatan. Rendahnya daya beli terhadap komoditas makanan, obat-obatan dan pendidikan
akan melemahkan pertumbuhan dan perkembangan sector swasta. Dengan adanya
defisiensi permintaan agregat telah menimbulkan resesi perekonomian suatu
negara dan pada akhirnya akan menambah jumlah pengangguran baru. Sementara
perkembangan sektor swasta sangat dibutuhkan untuk memperluas kesempatan kerja.
b. Penawaran Agregat
(Aggregate Supply/AS)
Kelemahan penawaran
agregat berkaitan erat dengan rendahnya produktivitas, minimnya persediaan
barang modal, serta ketergantungan yang sangat besar terhadap sektor pertanian
atau sektor primer. Rendahnya penawaran agregat memiliki arti rendahnya
pertumbuhan ekonomi, yang memiliki dampak terhadap rendahnya pertambahan
kesempatan kerja. Rendahnya kesempatan kerja akan menyebabkan rendahnya
pertumbuhan pasar domestik, dan menahan keinginan investor untuk menanamkan modalnya.
Dengan kata lain, penawaran agregat ditentukan adanya biaya
produksi yang tinggi,
sehingga mengakibatkan berkurangnya penawaran agregat dan selanjutkan
meningkatkan laju inflasi.
diposkan oleh: http://mas-labbaika.blogspot.com/
untuk
refreshing silakan kunjungi link berikut: http://mas-laroyba.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar