Untuk menjaga kesinambungan pembangunan perekonomian,
Bappenas
telah mengambil inisiatif dengan membuat RKP (Rencana Kerja Pemerintah) yang dijabarkan kedalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah)
dan RPJP (Rencana
Pembangunan Jangka Panjang) sebagai pengganti REPELITA pada masa pemerintahan Orde Baru.
Dalam Peraturan
Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Tahun 2004–2009, dikatakan bahwa tujuan pembangunan ekonomi Indonesia adalah terwujudnya perekonomian yang maju, mandiri,
dan mampu
secara nyata memperluas peningkatan kesejahteraan masyarakat berlandaskan pada prinsip-prinsip ekonomi yang menjunjung persaingan sehat dan keadilan, serta berperan aktif dalam perekonomian
global dan regional dengan
bertumpu pada kemampuan serta potensi
bangsa.
Pembangunan ekonomi yang telah ditempuh
pada masa lalu telah menghasilkan
berbagai
kemajuan yang cukup berarti, namun sekaligus juga mewariskan berbagai
permasalahan yang mendesak untuk dipecahkan. Titik berat pembangunan masa lalu hanya pada tercapainya pertumbuhan ekonomi
yang tinggi telah menciptakan peningkatan pendapatan per kapita, penurunan jumlah kemiskinan dan pengang- guran, serta perbaikan
kualitas hidup manusia
secara rata-rata.
Krisis ekonomi yang terparah pada 1998 kurtal 3 telah memberikan
pelajaran yang sangat mahal dan berharga bagi bangsa Indonesia. Krisis telah memaksa Indonesia melakukan
perubahan yang perlu dalam rangka memperbaiki kelemahan dan kesalahan masa lalu. Bidang
ekonomi, politik,
sosial, dan hukum mengalami transformasi dan reformasi
menuju kepada suatu sistem baru yang diharapkan akan lebih berkeadilan, andal, serta berkelanjutan.
Pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) adalah
pembangunan yang memenuhi
kebutuhan masa kini tanpa mengurangi
kemampuan generasi mendatang
untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Konsep pembangunan berkelanjutan yaitu memperbaiki masalah keadilan
antargenerasi sehingga generasi sekarang tetap dapat menikmati kekayaan bumi secara adil, tanpa harus mengorbankan
kepentingan generasi mendatang.
Permasalahan pembangunan ekonomi
yang dihadapi saat ini adalah masih rendahnya
pertumbuhan ekonomi yang mengakibatkan menurun- nya tingkat
kesejahteraan rakyat dan munculnya berbagai
masalah sosial yang mendasar. Lambatnya
pemulihan ekonomi
dan meningkatnya jumlah pengangguran mengakibatkan jumlah penduduk
miskin semakin
bertambah.
Fenomena pembangunan
ekonomi,
sejak awal telah menjadi
per- hatian para ekonom. Berikut beberapa
teori yang mengungkap
tentang pembangunan ekonomi.
1. Teori Adam Smith
Adam Smith (1723–1790) memandang pembangunan ekonomi sebagai proses pertumbuhan ekonomi dan perkembangan ekonomi dengan memanfaatkan mekanisme pasar. Suatu perekonomian
akan tumbuh dan berkembang jika mekanisme pasar berjalan baik dan sempurna.
Syarat yang dibutuhkan
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
adalah investasi dan spesialisasi yang dikontrol melalui mekanisme pasar. Peranan pemerintah hanya mengupayakan agar mekanisme pasar
dapat berjalan baik. Untuk itu, yang harus dilakukan pemerintah adalah pemeliharaan keamanan, penegakan hukum, dan penyediaan
barang publik, seperti pendidikan dan kesehatan.
Adam Smith
mengemukakan tiga unsur utama dalam
proses pertumbuhan hasil produksi,
yaitu sebagai berikut.
a. Sumber daya manusia, yaitu pertambahan
jumlah penduduk.
b. Pertambahan dalam
persediaan barang modal (akumulasi
modal) karena tabungan masyarakat diinvestasikan oleh para pemilik modal dengan harapan memperoleh keuntungan.
c. Spesialisasi
dan pembagian kerja disertai perluasan
pasar dan perkembangan perdagangan dalam
negeri maupun internasional.
2. Teori Malthus
Thomas Robert Malthus
(1766–1834) menyoroti hubungan antara pertumbuhan
ekonomi dan
pertambahan penduduk. Ekonomi hanya akan tumbuh dalam jangka panjang
jika pertambahan penduduk lebih rendah dari pertumbuhan
ekonomi.
Menurut Malthus,
pertambahan penduduk berdasarkan deret ukur, sementara
pertumbuhan pangan berdasarkan deret
hitung yang akan menyebabkan
pada masa datang cenderung mengalami kekurangan pangan.
3. Teori Karl Marx
Karl Marx
(1818–1883) memandang proses kemajuan ekonomi sebagai proses evolusi sosial. Menurutnya, faktor pendorong perkem- bangan ekonomi
adalah kemajuan teknologi. Barang modal yang ada bukan merupakan milik pribadi
(pemilik modal), melainkan milik bersama. Manusia bekerja bukan sekadar untuk makan, tetapi sebagai bagian dari ekspresi diri.
4. Teori Lewis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar