20 Mei 2011

Survei: Terlalu Bahagia Lebih Cepat Meninggal

Foto ilustrasi. DOK: StockXpert
TEMPO Interaktif, Pepatah lama mengungkapkan sesuatu dengan kadar berlebihan berdampak buruk bagi manusia. Banyak studi yang menyebutkan tingkat kecemasan yang tinggi tidak baik bagi kondisi kesehatan seseorang.

Kali ini ada sebuah studi yang menyatakan orang yang terlalu bahagia pun berisiko meninggal pada usia muda.

Berdasarkan penelitian, hal ini bisa terjadi karena orang yang terlalu bahagia memiliki kemungkinan menderita gangguan mental seperti bipolar. Itu yang membuat mereka tidak merasa takut dan berani mengambil risiko yang meningkatkan kemungkinan mereka mengalami kecelakaan.

Terlalu ceria, terutama di saat yang tidak tepat, juga dapat membangkitkan kemarahan orang lain dan meningkatkan risiko seseorang menyakiti kita.

Peneliti dari berbagai universitas pun menemukan, berusaha terlalu keras untuk menjadi bahagia seringkali membuat orang merasa lebih depresi. Ini disebabkan ia terlalu menginginkan tampil ceria dan menipu orang lain dengan keceriaan palsunya itu.

Padahal kunci kebahagiann sejati sangat sederhana. Menurut Jurnal Perspektif Ilmu Psikologi, Anda akan meraih kebahagiaan dengan menjalin hubungan yang bermakna dengan teman dan anggota keluarga.

Prof. June Gruber dari Bagian Psikologi Univeristas Yale, Amerika, mengatakan setiap manusia secara aktif berusaha hidup bahagia. Namun, melakukannya dengan berlebihan malah bisa mengantar kita kepada kekecewaan dan mengurangi kebahagiaan hidup itu sendiri.

"Faktor kebahagiaan terkuat bukanlah uang, ketenaran atau pengakuan atas prestasi, melainkan hubungan sosial yang bermakna," katanya.

Dia menambahkan, cara terbaik untuk hidup bahagia adalah berhenti mengkhawatirkan untuk hidup lebih bahagia itu sendiri. Alihkan tenaga Anda untuk memelihara ikatan sosial dengan orang lain.

NUR INTAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...